Buat Kamu yang Berada di Titik Nadir Kehidupan, Lagu Ini akan Menguatkanmu

Suatu saat manusia mengalami masa jaya, namun dalam kali yang lain ia akan berada di titik nadir. Titik terendah dalam kehidupan. Suatu kali ia menjadi manusia paling pintar, lalu jadi biasa saja di kehidupan yang penuh perselisihan.

Suatu kali ketampanan dan kecantikan menjadikannya idola, dalam kali yang lain dua hal itu tidak menjadikan apa-apa. Sejahtera-sengsara, senang-gembira, susah-melarat, duka-nestapa, kadang susul-menyusul tanpa bisa memilih yang enak-enaknya saja.

Mau tidak mau harus diakui, kehidupan itu memang seperti roda yang berputar, kadang di atas, di samping, dan kadang di bawah. Kalau tidak bergerak sama sekali, namanya benda mati.

Keadaan titik nadir rawan mengantarkan pada rasa putus asa, atau rasa pesimis yang akut. Keadaan ini harus segera diatasi. Jangan sampai ia tiba pada kesimpulan/pelarian yang salah. Depresi, frustasi, narkoba, miras, bunuh diri, semua harus dihindari.

Segala upaya harus dilakukan untuk keluar dari keadaan ini. Orang bermasalah biasanya tidak butuh banyak ceramah. Ia butuh solusi. Mungkin seni dapat membantu mengatasi.

Seni adalah ungkapan perasaan manusia yang disalurkan ke dalam bentuk-bentuk dinamis, artistik, abstrak, dan dapat dimengerti oleh umum. Ungkapan itu bisa berupa kesedihan, kekecewaan, keindahan, perasaan takjub, kagum, kebahagiaan, dan macam-macam. Ekspresi seni bisa disalurkan ke dalam bentuk seni rupa, seni suara, gerak, dan sebagainya.

Sebagaimana bentuk-bentuk pekerjaan manusia pada umumnya, seni pun memiliki sisi baik dan buruk. Dalam kacamata agama, seni dianggap buruk bila melampaui batas-batas yang diperbolehkan agama.

Sebaliknya seni menjadi baik bila mampu mengantarkan pada kesadaran akan indahnya Tuhan dalam mencipta dan tindakan-Nya dalam memelihara semesta. Jika demikian, semoga saja lewat seni mampu mengantarkan manusia menjadi pribadi yang lebih baik.

Kebolehan seni untuk dakwah memang masih menjadi perdebatan. Namun itu tidak akan dibahas di sini.

Berikut lirik lagu Percayalah dari Last Child. Checkit'd'out.



Last Child - Percayalah [OFFICIAL VIDEO] | @myLASTCHILD

Lirik Lagu Percayalah - Last Child:

Ujian hidup yang selalu menerpamu
Yang berjuang untuk hidup yang hanya sementara

Rasa perih yang hujani hatimu
Yang diberikan oleh rasa yang hanya sementara

Kita hidup di dunia yang penuh tanda tanya
Yang tak mungkin kau ubah dan terpaksa mengikutinya

Kita berada di antara benar atau salah
Yang tak mungkin dapat kau ukur dengan rasa

Berdoalah, sampaikan pada Tuhan semua keluh kesahmu
Dia 'kan menjawabnya

Percayalah, Dia 'kan menunjukkan kasih-Nya kepadamu
Melalui jalan-Nya
Percayalah

Wahai kamu yang tak seperti mereka
Yang terlihat cerah menjalani hidupnya
Pandangan hidup yang selalu lihat ke atas saja
Jadi pemicu keinginan yang tiada habisnya

Bersujudlah, akui pada Tuhan semua kelemahanmu
Dia 'kan menguatkannya

Memohonlah, Dia 'kan memberikan yang terbaik untukmu
Melalui cara-Nya
Percayalah

Berdoalah, sampaikan pada Tuhan semua keluh kesahmu
Dia 'kan menjawabnya

Percayalah, Dia 'kan menunjukkan kasih-Nya kepadamu
Melalui jalan-Nya

Bersujudlah, akui pada Tuhan semua kelemahanmu
Dia 'kan menguatkannya

Memohonlah, Dia 'kan memberikan yang terbaik untukmu
Melalui cara-Nya
Percayalah

 

Nilai-nilai Tauhid dari Lagu Percayalah - [Last Child]

Tulisan ini tidak hendak menerka-nerka apakah Last Child dalam membuat lagunya memang melakukan riset terhadap teks-teks/dalil agama. Tulisan ini juga tidak bermaksud cocoklogi, alias mencocok-cocokkan dengan paksa agar syair lagu sejalan dengan syiar agama.

Tetapi lagu ini memang menginspirasi.

Lirik syair yang dibuat sesuai dengan panduan yang diberikan Islam, saat menghadapi persoalan. Khususnya persoalan-persoalan yang di luar keinginan, di luar perkiraan, atau bahkan di luar kemampuan yang seolah-olah tidak dapat diatasi.
Padahal Allah tidak akan menguji dengan suatu ujian di luar kemampuan hamba-Nya. Karena Tuhan tidak berbuat zalim.

Lagu ini menawarkan harapan.

Lalu, apa saja nilai tauhid yang dapat dipelajari?


Hidup adalah Ujian


Manusia hidup tidak dapat lepas dari takdir. Baik dan buruknya keadaan semua akan dijalani. Di sini ujian betul-betul menguji, apakah manusia konsisten menjadi baik. Atau sebaliknya berbalik arah menjadi tak terkendali. Nilai pahala dari ujian diukur dari sini.

Namun sebenarnya takdir tidak benar-benar kaku. Manusia diberi kuasa untuk merubahnya. Dengan izin Tuhan. Makanya kita diajarkan berdoa. Hanya doa yang mampu merubah takdir.

Di dalam doa juga ada ikhtiar. Ikhtiar adalah bagian dari doa untuk merubah takdir.

Boleh jadi latar belakang dan keadaan yang dimiliki manusia beragam. Namun semua bisa berakhir sama dalam kebahagiaan bagi yang memiliki harapan. Dan sebaliknya berakhir sengsara bagi yang putus asa. Harapan akan mewujud ke dalam doa. Putus asa melahirkan kesengsaraan.

Memang akan ada ketetapan-ketetapan yang tidak bisa dirubah dalam rencana-rencana besar Tuhan. Alam semesta tetap akan berakhir kiamat. Kematian tak dapat dihindari. Rezeki sudah pasti, tetapi tak akan didapat kalau tidak dicari. Jodoh bisa dicari, tetapi yang benar-benar akan menjadi pasangan sejati tetap misteri.

Seringkali manusia salah persepsi. Sesuatu yang disangka baik adalah yang menyenangkan. Sesuatu yang dianggap buruk adalah yang merepotkan. Padahal bisa jadi itu hanyalah keinginan nafsu yang menipu. Sebaliknya baik dan buruk seharusnya diukur dengan pengertian yang diberikan oleh Tuhan, melalui pemahaman agama.

Kadangkala manusia menganggap baik sesuatu yang sangat diinginkan, padahal menurut pemahaman Tuhan justru sebaliknya. Allah akan mengarahkan menjadi lebih baik. Hanya manusia yang bersabar yang mengerti maksud Tuhan.

وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Q.S Al-Baqarah (2): 216)

Dalam menghadapi takdir, manusia harus memahami maksud Tuhan dalam dirinya. Untuk apa dia diciptakan. Kemampuan/skill apa yang dapat dimanfaatkan. Karena masing-masing individu manusia unik, dan memiliki peran penting di dunia ini. Semua pekerjaan yang halal dan memiliki manfaat dibutuhkan untuk kehidupan.

Perhatikan potongan syair berikut:
Ujian hidup yang selalu menerpamu
Yang berjuang untuk hidup yang hanya sementara
Rasa perih yang hujani hatimu
Yang diberikan oleh rasa yang hanya sementara
Kita hidup di dunia yang penuh tanda tanya
Yang tak mungkin kau ubah dan terpaksa mengikutinya
Kita berada di antara benar atau salah
Yang tak mungkin dapat kau ukur dengan rasa

Sudah nyanyinya ya. Mari kita bahas.

Telah dapat dipastikan, tidak ada manusia yang hidup di dunia ini yang tidak diuji. Lebih-lebih lagi orang beriman sudah pasti akan diuji kekuatan imannya.

Supaya apa?

Agar diketahui, agar terseleksi, manakah di antara hamba-hamba-Nya yang memiliki kualitas iman yang terbaik. Dalam bahasa saat ini, ujian adalah bagian dari merit system. Yaitu seleksi untuk mendapatkan yang terbaik.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتّٰى نَعْلَمَ الْمُجٰهِدِيْنَ مِنْكُمْ وَالصّٰبِرِيْنَۙ وَنَبْلُوَا۟ اَخْبَارَكُمْ
Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu; dan akan Kami uji perihal kamu. (QS. Muhammad (47): 31)
Beraneka rasa berkelindan dalam hati manusia. Pepatah jawa mengatakan: Ojo rumongso iso, nanging iso'o rumongso. Terjemahnya: jangan merasa paling bisa/baik/mampu/ahli/kompeten/kaya/pintar/dsb, tetapi mampu/pekalah dalam merasakan sekitarmu.

Artinya, banyak di antara manusia yang disibukkan dengan kepentingan diri sendiri dengan berbagai perasaan dan egoisme yang dimiliki. Padahal Allah memang benar-benar akan menguji semua hamba-Nya. Ini firman-Nya lain yang menjelaskannya secara mendetail:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar (Q.S Al-Baqarah (2): 155)

Ujian yang diberikan Tuhan, bisa muncul dari berbagai sebab. Ada ujian berupa peringatan, bila hamba-Nya telah menyimpang dari kebenaran. Ada ujian sebagai cobaan, ditimpakan untuk semua orang. Bentuknya seperti berbagai bencana yang melanda. Biasanya akan ada hikmah yang dapat diambil dari peristiwa ini. Ada lagi ujian yang untuk mengangkat derajat. Ujian ini khusus untuk orang saleh.

Ujian hidup juga bisa timbul akibat dari tindakan ceroboh yang tidak jarang meninggalkan rasa perih mendalam. Atau kecelakaan.

Manusia juga bisa jatuh dalam kekecewaan terhadap perasaan cinta. Mencintai sepenuh hati justru akan meninggalkan luka sedalam itu pula saat tiba-tiba ditinggal pergi. Tetapi mencintai setengah hati juga tidak manusiawi.

Cinta yang tidak tepat biasanya menimbulkan perasaan memiliki. Padahal perasaan itu hanyalah sebuah rasa yang sementara. Apalagi jika dibumbui nafsu akan lebih cepat hancurnya, menjadi cobaan sakit hati sepenuh hati.
Memang begitu cinta yang tidak diridoi Allah Swt. [bukan quote]
Keadaan di atas membuat bingung, ya? Baik mencinta sepenuh hati atau setengah-setengah bisa sama tiba dalam keadaan salah. Menjadikan rasa itu tidak lagi indah. Tetapi campur aduk, timbul tenggelam tidak karu-karuan. Menyisakan tanda tanya besar di dalam perasaan.

Seringkali hubungan rasa cinta dan kenyataan yang sesungguhnya tidak mengenal benar ataupun salah. Jadi, benar saja kutipan syair berikut:
Kita hidup di dunia yang penuh tanda tanya
Yang tak mungkin kau ubah dan terpaksa mengikutinya
Kita berada di antara benar atau salah
Yang tak mungkin dapat kau ukur dengan rasa

Kenapa jadi bahas cinta?

Setidaknya cinta menjadi permasalahan utama bagi sebagian remaja yang hormon-hormon tubuhnya sedang berkembang dengan pesat. Remaja dan manusia labil lainnya masih berjuang menemukan jati diri. Mereka biasanya punya suatu filosofi tertentu dalam hidup. Sudah syukur jika filosofi itu tidak dipilih secara ngawur. Agama tetap nomor satu tentunya.

Jika sudah dewasa semua itu sudah bukan masalah lagi.

Masalah orang dewasa adalah karir, pekerjaan, urusan rumah tangga, urusan sosial, ketaatan hukum, membayar ini-itu (kredit, arisan, angsuran, tagihan, iuran), membiayai anak, pernikahan bagi yang lajang, urusan gaya hidup dan sebagainya. Meskipun demikian juga tidak sedikit orang dewasa yang tidak selesai-selesai dengan masalah cinta. Xixixixi 😁

Selain itu semua, ada lebih banyak ragam permasalahan yang dihadapi manusia. Bisa jadi satu persoalan bagi seseorang sudah merupakan cobaan berat, namun bagi orang lain bukanlah apa-apa. Masing-masing strata sosial juga memiliki cobaan yang berbeda.

Kalangan miskin diberi cobaan dengan keadaan serba kekurangan. Apakah orang kaya tidak ada cobaannya? Ada dong.

Apa itu? Segala sesuatu yang tidak dapat dijangkau oleh uang. Contohnya seperti kebahagiaan dan pengetahuan atau pemahaman yang baik tentang kehidupan. Keduanya tidak dapat dibeli.
Semua keadaan yang tidak diinginkan akhirnya dengan terpaksa atau sukarela harus diterima. Ada yang menghadapinya dengan sabar, ada pula yang mencak-mencak menggerutu gitu. Kesabaran dan penerimaan adalah koenci. [bukan quote]


Godaan Gemerlap Duniawi

Lanjut ke ujian berikutnya.

Acapkali manusia salah perhitungan, salah anggapan, salah menerka, salah perkiraan. Akibatnya adalah kejatuhan, kebingungan, kebangkrutan, bahkan kecelakaan.

Di era serba terkoneksi saat ini ada fenomena "panjat sosial". Suatu pandangan hidup bahwa terlihat glamor dan terkenal adalah puncak kebahagiaan. Fenomena sosialita dan crazy rich yang sering memamerkan kekayaan di pelbagai media sosial menjadi ukuran.

Selain itu banyak orang yang tergoda menjadi viral/terkenal justru dengan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan kemanusiaan. Mereka melakukan perbuatan atau ucapan kontroversial yang melanggar ketentuan agama, etika, dan norma hukum serta kehidupan sosial.

Mereka semua telah tertipu.

Untuk itu Last Child dalam lagu Percayalah mengingatkan dengan larik berikut:

Wahai kamu yang tak seperti mereka
Yang terlihat cerah menjalani hidupnya
Pandangan hidup yang selalu lihat ke atas saja
Jadi pemicu keinginan yang tiada habisnya

Malangnya, tindakan-tindakan kontroversial itu dengan bangga direkam dan disebarkan. Padahal sudah banyak pelajaran yang dapat dipetik dari peristiwa kontroversial yang sudah berlalu. Selain itu, media sosial juga berperan melontarkan hujatan, makian, dan sumpah serapah yang bisa dengan segera menimbulkan rasa frustasi dan depresi.

Bagi yang mampu menunjukkan kemampuan finansial hal itu tidak terlalu menjadi masalah, walaupun tetap saja tidak terpuji. Namun tidak jarang manusia yang menipu dirinya sendiri seolah-olah kaya di media sosial, padahal sebenarnya keadaannya sederhana bahkan pas-pasan. Akhirnya mereka pun menjadi korban kejahatan.

Sudah lama Allah berpesan agar tidak tenggelam pada permainan-permainan kerlap-kerlip duniawi yang tampak memukau, namun sebenarnya menipu. Ujung-ujungnya adalah sengsara dan celaka. Bersyukurlah bagi mereka yang mampu melaluinya dengan selamat sentausa.

Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.(QS. Al-Hadid: 20)

Ya, keinginanlah yang seringkali menyesatkan manusia. Manusia yang tidak mampu mengukur keinginan akan menjadi budak dari nafsunya sendiri. Betapa sering Tuhan mengingatkan tentang keadaan ini.


Melepas Problematika

Problematika akan selalu datang menghampiri sebagai takdir. Kita tidak akan mampu menghindarinya. Lari dari problematika hanya akan memunculkan problematika lainnya. Hanya satu kata, hadapi!

Namun kita juga tidak dapat menolak mengakui bahwa keadaan kita lemah. Terkadang bantuan yang diharapkan dari teman dan orang-orang terdekat, justru berbuntut kekecewaan.

Terkadang peluang yang kita anggap baik, justru tidak menghasilkan apa-apa. Adakalanya kita mengharap pemberian, namun sebaliknya mendapatkan makian.

Di sinilah seharusnya kita mendekat pada Tuhan, bukan yang lain. Tuhan Mahakaya, Dia ingin didekati. Tuhan Maha Pemberi, Dia ingin dimintai. Tuhan Maha Penyayang, Dia ingin membaginya. Padamu. Salah satu wujud kasih sayang-Nya ialah Dia menyempitkanmu, agar kamu mendekat pada-Nya.

Tetapi jangan harap Dia akan memanjakanmu. Dia adalah Pembimbing yang akan menuntunmu menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Kamu akan dituntunnya hingga mampu berdikari, berdiri di atas kaki sendiri.

Dia tidak akan memanjakanmu dengan memberikan semua keinginanmu. Dia tahu apa yang baik bagimu dan apa yang bisa mencelakakanmu. Dia memilah yang terbaik untukmu. Juga makhluk lain di sekitarmu. Karena Dia adalah Tuhan kita bersama.

Dia selalu mengawasimu dan memperingatkanmu dengan lembut, terkadang agak kasar kalau kamu cukup membandel. Turunknlah egomu dan mulailah mengaku bahwa dirimu tidak adikuasa. Bahwa sebenarnya dirimu memiliki keterbatasan. Bahwa ternyata dirimu serba kekurangan dan membutuhkan dukungan.

Berlarilah kepada-Nya, Dia akan menyongsongmu dengan kecepatan berlipat ganda. Cepatlah bertaubat, Dia sudah menyiapkan obat. Bacalah istighfar, Dia tak akan membiarkanmu terkapar. Ambillah air wudhu, pintu rahmat terbuka lebar sudah menunggu. Ambil sajadah dan hadapkanlah dirimu ke kiblat, semoga cobaanmu lekas diangkat. Bertakbirlah hingga menggetarkan bibir, benih baik akan segera terukit.

Berdoalah. Percayalah. Bersujudlah. Memohonlah.

Berdoalah, sampaikan pada Tuhan semua keluh kesahmu. Dia 'kan menjawabnya. Percayalah, Dia 'kan menunjukkan kasih-Nya kepadamu. Melalui jalan-Nya. Bersujudlah, akui pada Tuhan semua kelemahanmu. Dia 'kan menguatkannya. Memohonlah, Dia 'kan memberikan yang terbaik untukmu
Melalui cara-Nya. [Last Child]

Posting Komentar untuk "Buat Kamu yang Berada di Titik Nadir Kehidupan, Lagu Ini akan Menguatkanmu"