Lelaki - Pecinta Maha
Cantik Dekonstruktif
Adakah mungkin bahwa konsep kecantikan sebenarnya tidak ada, dan yang ada hanyalah persepsi subjektif dari setiap individu yang memandang? Apakah keindahan itu sendiri hanyalah ilusi yang diciptakan oleh pikiran manusia, dan bahwa tidak ada objek atau entitas yang dapat secara objektif dinilai sebagai "cantik" atau "jelek"?
Mungkin kita telah terjebak dalam pemikiran bahwa ada standar yang pasti mengenai keindahan, bahwa ada aturan baku yang harus dipenuhi untuk bisa dianggap sebagai cantik. Barangkali sebenarnya tidak ada aturan semacam itu, dan definisi keindahan sebenarnya sangat tergantung pada konteks, budaya, dan pengalaman individu yang memandang.
Sebaliknya, apa yang kita sebut sebagai keindahan mungkin hanya merupakan refleksi dari hati yang merasa nyaman dengan situasi yang ada. Seorang wanita bisa saja tidak memiliki ciri-ciri fisik yang dianggap sebagai standar kecantikan, tetapi kehadirannya yang tenang dan ramah bisa membuat banyak orang merasa nyaman dan bahagia.
Bahkan, mungkin tidak ada pesona yang sebenarnya, hanya mata hati yang terkagum-kagum melihat kebahagiaan yang ada. Entah itu kebahagiaan yang dirasakan sendiri atau kebahagiaan yang dilihat pada orang lain. Kita mungkin merasa terpukau oleh keindahan sebuah pemandangan, tetapi sebenarnya itu hanya refleksi dari kebahagiaan yang dirasakan oleh hati kita sendiri.
Jadi, mungkin kita perlu mengubah perspektif kita tentang keindahan dan pesona. Kita tidak perlu mencari-cari aturan atau standar yang pasti untuk menentukan apa yang cantik atau menarik. Sebaliknya, kita perlu membuka hati kita untuk menerima keindahan dan kebahagiaan yang ada di sekitar kita, dan menikmati refleksinya melalui mata hati yang terbuka.
Cantik Bunga di Taman
Kuncup-kuncup bunga sudah bagus dan sudah seharusnya pula ada di taman. Tapi nyatanya bunga itu bisa bermekaran dalam hati beribu-ribu banyaknya. Kalau tidak ingin dikatakan norak dan berlebihan, barangkali bunga dalam hati itu sebenarnya ada jutaan. Hitungan yang bahkan akal pun tak mampu memilah satu per satu untuk mendapatkan gambaran yang elegan seberapa besar sebenarnya jutaan itu.
Meskipun kuncup-kuncup bunga yang indah sudah selayaknya untuk tumbuh di kebun, tetapi sebenarnya ada keindahan lain yang lebih abadi yang tumbuh dalam hati manusia. Terkadang, kebahagiaan dan keindahan dalam hidup tidak selalu dapat diukur dengan cara yang konkret atau terlihat oleh mata.
Ada banyak perasaan dan pengalaman yang tumbuh dalam hati seseorang, seperti harapan, cinta, kebahagiaan, dan banyak lagi. Seperti bunga yang sedang berkembang, perasaan dan pengalaman ini dapat bermekaran dan berkembang dengan cara yang beragam dalam hati seseorang.
Namun, tidak seperti bunga di taman, keindahan dalam hati tidak selalu dapat diungkapkan atau dinilai dengan cara yang mudah atau sederhana. Kadang-kadang, kebahagiaan dalam hati manusia hanya dapat dirasakan dengan cara yang sangat pribadi dan bermakna, dan sulit dijelaskan dengan kata-kata.
Dalam banyak hal, keindahan dalam hati bahkan bisa jauh lebih kompleks dan abstrak daripada bunga di taman. Kita mungkin tidak dapat menghitung seberapa banyak keindahan yang ada dalam hati seseorang, atau memberikan gambaran yang akurat tentang apa yang sedang mereka rasakan. Namun, meskipun tidak terlihat, keindahan dalam hati manusia dapat memberikan pengaruh yang jauh lebih besar dan berarti dalam hidup seseorang.
Rawat Cantiknya Bunga
Bunga biarlah tetap di taman. Sudah ada yang merawatnya. Tak perlu ikut menunggu, apalagi mengganggu, mencabut dan membawanya pulang. Bunga di taman. Indah sesekali jika dipandang. Barangkali jika kubawa pulang ia akan layu dan mati tercampakkan. Karena memiliki tidak sama dengan merawat, sebagaimana merawat belum tentu memiliki.
Bunga-bunga yang tumbuh di taman memang sebaiknya dibiarkan di sana, karena sudah ada orang yang merawat dan menjaga keindahannya. Sebagai pengunjung, kita hanya perlu menikmati keindahan bunga-bunga tersebut sejenak, dan kemudian meninggalkannya untuk dinikmati oleh orang lain yang datang kemudian.
Bunga-bunga di taman, dengan keindahannya yang begitu memukau, selalu menjadi daya tarik bagi setiap orang yang melihatnya. Namun, tak semua orang memahami pentingnya membiarkan bunga-bunga itu tumbuh dan berkembang dengan alamiah di taman mereka masing-masing. Bisa saja mereka merasa tergoda untuk mencabut bunga-bunga itu dan membawanya pulang dan menganggapnya sebagai bunga milik pribadi mereka. Padahal, sebenarnya sudah ada yang merawat dan menjaga bunga itu dengan sepenuh hati, sehingga tak perlu ikut menunggu atau malah merusak keindahan taman tersebut.
Memang terkadang terlintas keinginan untuk mencabut bunga tersebut dan membawanya pulang, karena ingin memiliki keindahan yang ada di dalamnya. Namun, perlu diingat bahwa merawat dan memelihara bunga tidak semudah yang dibayangkan. Bunga membutuhkan perawatan yang khusus, seperti sinar matahari yang cukup, air yang cukup, dan perawatan lainnya agar bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
Dalam keseharian, seringkali kita dihadapkan pada dilema memiliki dan merawat. Namun, pada kenyataannya, memiliki bukan berarti merawat. Dalam banyak hal, memiliki tidak sama dengan merawat. Kita dapat memiliki benda atau hal yang indah, tetapi jika tidak mampu merawat dan memeliharanya dengan baik, maka keindahan tersebut akan segera memudar dan hilang.
Bunga yang tumbuh dan berkembang di taman memang memberikan keindahan dan keasyikan tersendiri bagi kita semua. Namun, penting untuk diingat bahwa bunga-bunga tersebut sudah seharusnya tetap di taman. Ada banyak hal yang bisa kita miliki, namun belum tentu kita akan mampu merawatnya dengan baik.
Bunga-bunga yang tumbuh di taman memiliki kecantikan yang alami dan tidak terpaksa. Barangkali kita perlu belajar untuk menghargai dan merawat apa yang ada di sekitar kita, tanpa harus memiliki atau mengubahnya. Biarlah perawat bunga yang merawat dan memeliharanya sehingga bunga dapat memberikan keindahan yang abadi, dan memungkinkan kita untuk menikmati kehadirannya selama mungkin.
Karena memandang bunga bisa merusaknya maka sebaiknya tundukkan saja
pandangan agar bunga tetap bersemi di taman bermandi cahaya mentari
dengan aman. Dengan menundukkan pandangan saat melewati taman bunga, kita dapat menghindari merusak bunga secara tidak sengaja. Begitu juga dalam kehidupan, terkadang terlalu menginginkan atau
terlalu memaksakan kehendak yang bisa merusak keadaan dan lingkungan
sekitar. Kita bisa menikmati keindahan bunga dengan hanya
memandangnya sekilas dari jauh atau sekadar melewatinya tanpa terlalu
memperhatikannya secara berlebihan.
Qais Minus Debu Laila
Aku jadi teringat cerita Qais dan Laila yang menjadi majnun karena cinta. Qais mencintai Laila tanpa membayangkan harus menyentuhnya. Cinta Qais membuatnya berdebu, tetapi ia merasa tak perlu berlama-lama menatapi Laila. Gedung rumah Laila saja cukup membuat hati Qais bergetar, dan debu yang menempel di sandal Laila lebih berharga dari dunia dan seisinya. Meskipun begitu Qais tetap tak lekat menatap Laila untuk memiliki. Cinta ini pula yang membuat Qais binasa, kering dan mati. Tetapi ia tetap bahagia karena cinta-Nya tak melanggar peraturan Tuhannya.
Kisah Qais dan Laila memang merupakan sebuah kisah cinta yang sangat memikat hati. Qais mencintai Laila dengan begitu tulus dan dalam, tanpa pernah membayangkan untuk menyentuhnya. Cinta Qais membuatnya merasa seakan-akan ia berdebu, namun ia merasa tidak perlu berlama-lama menatapi Laila.
Sudah cukup bagi Qais untuk merasakan getaran dari gedung rumah Laila, dan bahkan debu yang menempel di sandal Laila lebih berharga dari segalanya di dunia. Meskipun begitu, Qais tidak pernah berusaha untuk menatap Laila dengan maksud untuk memiliki dirinya. Cinta Qais yang tulus ini sekaligus membuatnya binasa, kering, dan mati.
Tetapi meskipun begitu, Qais tetap merasa bahagia karena cintanya kepada Laila tidak pernah melanggar peraturan Tuhan-Nya. Cinta Qais yang membara itu sungguh menunjukkan betapa besar pengaruh cinta terhadap hidup seseorang, bahkan hingga mengorbankan diri sendiri.
Kisah ini mengajarkan kita tentang cinta yang sejati, bahwa cinta yang tulus dan ikhlas tidak hanya tentang memiliki, tetapi juga tentang memberikan. Cinta yang benar akan selalu tumbuh dan berkembang dengan penuh kasih sayang, tanpa ada tuntutan untuk memiliki ataupun merusak kehidupan seseorang yang dicintai.
Cinta sejati selalu menghargai dan menghormati orang yang dicintai, dan senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan keadilan yang ditanamkan dalam hati setiap manusia. Oleh karena itu, mari kita belajar dari kisah Qais dan Laila, dan mengaplikasikan nilai-nilai cinta yang tulus dalam kehidupan kita sehari-hari.
Tepian Cinta Tuhan
Tuhan, cinta yang tak bertepi. Cinta yang tak berkesudahan. Cinta yang tak muat diungkap lautan makna meski ditulis dengan seluruh lautan yang menjadi tinta dan dilipat kalikan tujuh kalinya.
Tuhan, cinta-Mu yang tak bertepi sungguh tak terbatas dan tiada akhir. Cinta-Mu yang tak terhingga melebihi segala sesuatu yang pernah ada di dunia ini. Meskipun demikian, cinta-Mu tak mampu diungkapkan dengan kata-kata dan tak terukur dengan skala manusia.
Meski semua lautan menjadi tinta dan dilipat kalikan tujuh kalinya, cinta-Mu tetap tak mampu terungkapkan dengan sepenuhnya. Kecintaan yang Engkau tunjukkan kepada manusia adalah sebuah rahasia yang begitu dalam, sebuah kasih sayang yang tak terhingga dan tak terbatas.
Cinta-Mu yang mengalir bagai sungai yang tak pernah kering, melanda dan meresap dalam setiap jiwa manusia. Cinta-Mu tak kenal batas dan tak terpengaruh oleh apapun, karena hanya Engkau-lah yang mampu menciptakan cinta yang sesungguhnya.
Dalam cinta-Mu, terkandung segala makna yang bisa dihayati oleh setiap manusia yang mendamba dan menghambakan dirinya kepada-Mu. Karena itulah ya Allah, biarkanlah kami untuk dapat selalu merasakan dan mengalami cinta-Mu, serta selalu berusaha untuk mengenal-Mu dengan lebih dalam. Dengan demikian, kami akan bisa merasakan cinta-Mu yang tak tertandingi, dan kembali mengalirkan cinta yang tulus-murni kepada sesama manusia.
Tabir Cinta Tuhan
Lautan cinta-Nya membuat-Nya seolah-olah tampak tidak ada. Lautan pun masih sangat kecil untuk menggambarkan luasnya cinta yang Allah miliki. Bahkan azab-Nya pun adalah cinta, yakni cinta yang tak terbalaskan dari hamba-Nya.
Lautan cinta-Nya memang begitu luas dan dalam, hingga membuat-Nya tampak seolah tak ada. Tak seorang pun mampu mengukur besarnya cinta yang Allah miliki. Tak hanya lautan, bahkan segala yang ada di dunia ini pun tak mampu menggambarkan sepenuhnya betapa luas dan mendalamnya cinta Allah.
Meskipun azab-Nya begitu membinasakan, tetap saja azab-Nya adalah bagian dari cinta-Nya. Azab adalah bentuk negatif kasih sayang-Nya yang tak terbalaskan terhadap hamba-Nya yang melakukan kesalahan dan tak mau kembali kepada-Nya.
Allah menciptakan manusia dengan penuh kasih sayang, dan memberikan berbagai nikmat serta kebaikan yang tiada henti. Namun, ketika manusia melakukan kesalahan dan mengabaikan kebaikan-Nya, Allah mengirimkan azab sebagai bentuk pengingat untuk kembali kepada-Nya.
Dalam kebesaran cinta-Nya, Allah selalu memberikan kesempatan dan rahmat kepada hamba-Nya untuk bertaubat dan kembali kepada-Nya. Allah mengampuni kesalahan dan memaafkan dosa hamba-Nya yang kembali taat dan tunduk kepada-Nya.
Dengan demikian, meskipun meski azab-Nya sangat menyiksa, makhluk tak boleh lupa bahwa azab-Nya adalah bentuk cinta-Nya yang tidak berbalas. Padahal untuk umat Nabi Muhammad azabnya ditangguhkan sampai hari kiamat.
Sudah pasti tidak ada azab yang nikmat. Sudah barang tentu tidak ada yang dapat menanggung azab dengan kuat. Di antara azab-azab yang menyesakkan suasana lahir-batin dan menyakitkan jasad itu ada azab yang paling berat. Yakni tidak melihat-Nya barang sekejap.
Dengan demikian kita harus senantiasa bersyukur dan berusaha untuk memperbaiki diri, agar bisa mendapatkan kasih sayang-Nya yang tiada tara. Siapa yang bisa berpuas diri mereguk kasih sayang Sang Maha? Makhluk harus selalu merasa rendah hati dan terus berusaha untuk memperoleh keberkahan-Nya. Tidak ada seorang pun yang bisa berpuas diri mereguk kasih sayang Sang Maha.
Membandingkan Maha
Jika sudah mencintai lautan cinta Tuhan apakah masih akan terasa cinta kepada kecantikan yang melekat dalam diri seorang wanita dan benda-benda yang dianggap indah oleh manusia? Menakjubkannya, gemah ripah cinta Allah yang luas itu ternyata cukup bila dimasukkan ke dalam kalbu yang memiliki nurani tembus mata batin. Mata batin yang bukan untuk melihat jin, tetapi untuk mencermati cinta Allah yang kelembutannya bergemuruh bergulung-gulung gelombangnya di setiap penjuru alam semesta.
Saat seseorang telah mencintai lautan cinta Tuhan, ia akan menyadari bahwa kecantikan yang melekat pada wanita dan benda-benda yang dianggap cantik oleh manusia hanyalah bagian kecil dari keindahan yang diciptakan oleh-Nya. Meskipun demikian, cinta Allah tidak membuat seseorang kehilangan rasa keindahan dan estetika, tetapi justru memperdalamnya. Dengan mata batin yang tajam, seseorang yang mencintai Allah dapat melihat keindahan dalam setiap detail ciptaan-Nya, dan hal ini membuat hatinya semakin merenung dan terpesona akan kebesaran Sang Pencipta.
Bahkan dalam kesulitan dan penderitaan, cinta Allah tetap memberikan ketenangan dan kedamaian. Karena dalam lautan cinta-Nya yang mendalam, seseorang merasa dilindungi dan diberikan kekuatan untuk menghadapi setiap ujian hidup. Dengan cinta Allah, tidak ada lagi rasa takut, kecemasan, atau keraguan. Sebab, Dia selalu ada di samping dan melindungi hamba-Nya yang penuh cinta dalam taat dan taubat.
Maka, hendaknya kita selalu merenung dan merasakan gemah ripah cinta Allah yang bergelora dalam diri kita. Dengan begitu, kita akan dapat melihat keindahan dalam setiap aspek kehidupan dan dapat hidup dengan penuh kebahagiaan dan kedamaian.
Dosa Pengindera
Namun mata batin itu seringkali tertutup oleh debu-debu dosa mata pengindera. Menutupi
mata hati dengan buaian nafsu. Mendangkalkan cinta Tuhan dalam hati,
mengeraskannya sekeras batu atau lebih keras lagi. Menggelapkannya di kegelapan dalamnya lautan kala malam yang mendung, atau lebih gelap lagi.
Mata pengindera sering kali menghalangi manusia untuk merasakan gemuruh cinta Tuhan yang selalu ada di sekitar mereka. Kegiatan sehari-hari, hiruk-pikuk dunia, dan nafsu seringkali menjadi penghalang bagi manusia untuk merasakan kehadiran-Nya. Mata hati yang seharusnya merasakan cinta-Nya menjadi tertutup oleh buaian nafsu yang membutakan dan membutuhkan kesenangan sesaat.
Bahkan, hati manusia bisa saja menjadi semakin keras dan dingin seperti batu, karena terlalu terlena dengan kesenangan duniawi dan melupakan cinta Tuhan yang sejati. Oleh karena itu, manusia perlu membuka mata hatinya dan menyingkir jauh-jauh dari kenikmatan semu serta kerasnya batasan realitas materi yang masuk melalui mata pengindera yang membutakan dan menjauhkan diri dari 1) cinta Tuhan dan 2) cinta kepada Tuhan.
Lampaui Inderawi
Lelaki pecinta harus mampu menembus pesona inderawi dan menemukan cinta Tuhan dalam segenap lapisannya. Cinta yang tak akan membuat tangan meraih bunga untuk mencabutnya, tetapi balik kanan dan menundukkan pandangan karena bisa merusak perlindungan cinta Tuhan.
Bunga itu milik Allah, biar Allah yang menjaganya. Bunga itu milik Allah, jika berkenan Dia akan memetikkannya. Tetapi kalimat terakhir ini adalah ilusi yang jika diperturutkan tidak akan membuat cinta menjadi murni, justru akan mengotori-menodai. Merusak dari dalam hingga tak berbekas.
Sebagai gantinya, lelaki pecinta harus memahami bahwa cinta Tuhan tak terbatas pada satu objek realitas saja. Cinta Tuhan hadir dalam segala bentuk dan wujud, dalam setiap detail alam semesta dan manusia di dalamnya. Sehingga, jika terlanjur terpesona dengan keindahan dunia, lelaki pecinta harus mampu melampuaui keindahan tersebut sebagai proyeksi cinta Tuhan yang meliputi segala sesuatu.
Dengan cara demikian, lelaki pecinta dapat membuka mata batinnya dan mengenali cinta Tuhan yang sejati dalam setiap aspek kehidupan. Lelaki pecinta yang demikian akan memandang bunga di taman sebagai wujud keindahan Tuhan yang seharusnya dihormati dan dipelihara, bukan untuk dicabut dan dimiliki. Mereka akan merasakan kehadiran cinta Tuhan dalam diri mereka, dan menggunakannya sebagai pedoman dalam segala tindakan dan pilihan dalam hidup ini.
Lenyap dalam Cinta Maha
Lelaki pecinta itu adalah pecinta cinta-Nya Tuhan dan juga mencintai Tuhan. Mencintai kemahabesaran membuat kita sirna dalam arus cinta semesta. Kemahabesaran-Nya juga akan membuat kita mahatiada. Itulah aslinya kita. Keaslian cinta yang bahkan tak patut menjadi antitesis-Nya.
Lelaki pecinta yang sejati akan selalu mengutamakan cinta Tuhan dalam setiap tindakan dan pikirannya. Ia tidak hanya mencintai keindahan yang terlihat, tetapi juga mencintai kebenaran dan kebajikan yang terkandung dalam cinta-Nya. Ia menyadari bahwa cinta-Nya adalah sumber kebahagiaan yang sejati dan abadi, yang tak dapat ditemukan dalam keindahan yang bersifat materi.
Dalam mencintai Tuhan, lelaki pecinta yang sejati akan selalu merawat hatinya agar selalu terbuka untuk menerima cinta-Nya. Ia tidak akan membiarkan mata pengindera dan nafsu menghambat jalan menuju cinta Tuhan. Ia juga tidak akan mencoba menguasai atau memiliki benda-benda indah yang ada di dunia dengan segala cara, karena ia menyadari bahwa semuanya milik Allah.
Mencintai Tuhan dengan tulus dan ikhlas akan membuat lelaki pecinta menjadi manusia yang asli dan murni. Ia tidak akan terjerumus pada ilusi dan kepalsuan yang dihasilkan oleh dunia ini. Ia akan selalu mencari dan mengikuti jalan yang benar, yaitu jalan cinta Tuhan.
Posting Komentar untuk "Lelaki - Pecinta Maha"
Posting Komentar