Misteri Penciptaan Manusia di Mata Malaikat

Misteri Penciptaan Manusia di Mata Malaikat
Misteri penciptaan manusia di mata malaikat, masa ketika Iblis belum diusir dari langit

Maklumat Penciptaan Manusia

Mahasuci Allah yang telah menciptakan ruang dan waktu, namun Allah sama sekali tetap tidak memerlukan ruang dan waktu. Allah membuat ruang-waktu semata demi kebutuhan makhluk-Nya dan menunjukkan ke-Mahabesaran-Nya. Allah berinteraksi dengan makhluk-Nya tetap dalam ke-Mahasucian-Nya.

Penciptaan manusia pertama adalah peristiwa besar pada masanya, termasuk hal gaib yang dikisahkan Allah sebagai pelajaran. Ketika Allah berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” 

Allah menciptakan berbagai macam bentuk malaikat baik secara fisik, kedudukan maupun pekerjaan atau tugas-tugasnya. Dengan berbagai tingkat ilmu dan hikmah yang mereka miliki.

Mereka para malaikat berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?”

Sepertinya malaikat telah menyaksikan masa lalu suram kehidupan di bumi sebelum manusia diciptakan sehingga mereka bisa berkata semacam itu. Atau mereka memiliki semacam pengetahuan khusus. 

Malaikat seperti merasa bahwa Allah tidak perlu mencipta makhluk baru jika hanya sekedar untuk memuji dan mengagungkan-Nya. Jika memang demikian yang dimaksudkan Allah maka agaknya malaikat lebih pantas menjadi khalifah di Bumi. Karena memang demikianlah tugas malaikat. Padahal Allah punya rahasia.

Jawaban malaikat yang seperti itu bukan untuk menyangkal kehendak Allah dalam mencipta. Semua malaikat adalah makhluk yang patuh dan tidak pernah membangkang. 

Ungkapan malaikat hanyalah bentuk keingintahuan yang timbul dari rasa penasaran. Tidak semua malaikat memiliki persepsi menyangkal, di antaranya adalah para malaikat muqarrabi>n..

Allah berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Keunggulan Adam atas Malaikat

Diketahui kemudian nama manusia pertama itu adalah Adam. Setelah penciptaan Adam, Allah mengajarkan kepada Adam nama-nama benda seluruhnya. 

Kemudian Allah mempertunjukkan Adam di hadapan para malaikat, seraya berfirman kepada mereka, “Sebutkan kepada-Ku nama semua benda ini, jika kamu yang benar!”

Kebenaran persepsi malaikat tentang manusia harus diuji, jika memang persepsi mereka benar. Malaikat memang mengetahui rahasia-rahasia langit. Namun di hadapan Allah SWT. ilmu malaikat tidak akan pernah melampaui ilmu Allah.

Mereka menjawab dengan tunduk mengagungkan dan patuh, “Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” 

Interaksi Allah tetap dalam nuansa keagungan Allah yang tidak bergantung pada ruang dan waktu. Meskipun bagi para malaikat tetap berlaku ketentuan ruang dan waktu.

Menyaksikan jawaban malaikat Allah berfirman, “Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu!” 

Adam pun menyebutkan semua nama benda ciptaan Allah baik yang konkrit maupun abstrak, dari nama benda yang kecil hingga besar, yang memesona maupun sederhana. 

Termasuk yang disebutkan Adam adalah nama-nama seluruh keturunannya kelak, nama para malaikat, binatang, sampai dengan nama serangga hingga bintang-bintang. Adam sukses menunjukkan kemampuannya. Dengan demikian ilmu Adam lebih unggul dibanding para malaikat.

Setelah Adam menyebutkan nama-nama benda, Allah berfirman kepada mereka, “Bukankah telah Aku katakan kepadamu, bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?”

Sujud Penghormatan

Penampilan pengetahuan Adam di hadapan malaikat sekaligus menaikkan derajatnya di atas mereka. Sebab pengalaman itu Allah berfirman kepada mereka, “Sujudlah kamu kepada Adam!” 

Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Pada masa itu Iblis termasuk hamba salih yang tingkat derajat kehambaannya tinggi sehingga bisa berkumpul bersama malaikat. 

Namun secara mengejutkan Iblis menolak titah dari Allah dan menyombongkan diri, dengan demikian ia termasuk golongan yang kafir terhadap perintah Allah. Keadaan demikian terjadi karena Iblis memiliki ilmu yang tinggi, namun tidak diikuti dengan menundukkan hati penuh adab di hadapan-Nya. 

Pembangkangan Iblis akan menyulitkan Adam pada momen-momen berikutnya sampai kepada anak cucu keturunan Adam. Peristiwa naas yang efeknya menjadi rangkaian takdir buruk, sebuah ujian iman, yang kelak juga akan menimpa segenap umat manusia.

Perlu diperhatikan sujudnya malaikat adalah sujud penghormatan saja, bukan sujud untuk menyembah-nyembah. Karena tidak ada Tuhan selain Allah, dan hanya kepada Allah-lah malaikat menyembah sebagai hamba.

Tragedi Surga

Meski sudah dimaklumatkan akan mengelola bumi, nyatanya Allah tidak langsung menempatkan Adam di planet kehidupan ini. Alih-alih demikian Allah berfirman, “Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat berbagai makanan yang ada di sana sesukamu. Tetapi janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim!”

Allah memberikan segenap kenyamanan surga kepada Adam dan hanya menyisakan satu larangan. Selama beberapa waktu Adam dan istrinya menikmati kenyamanan surga. 

Sampai kemudian setan memperdayakan keduanya dari surga, sehingga dengan seketika keduanya dikeluarkan dari segala kenikmatan di sana. Dalam sekejap kenikmatan surga berubah menjadi murka.

Dan Allah berfirman, “Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan.”

Turunnya Adam ke bumi adalah awal kehidupan duniawi beserta segenap ujiannya. Berbeda dengan surga yang serba dipermudah, di bumi kehidupan berlangsung dengan segenap resiko dan kesukaran demi mendapatkan sedikit kenyamanan. Meskipun demikian rahmat Allah menjangkau di segala tempat. 

Keterusiran Adam dari surga membuatnya begitu menyesal. Sesal itu timbul karena telah melanggar larangan Allah SWT. akibat terbujuk tipu daya setan. Dalam penyesalannya Adam bertobat kepada Allah. Tobat adalah kembali, upaya kembali kepada-Nya. Sesal itu muncul dalam tetes-tetes air mata, perenungan, dan kepedihan hati. 

Allah sebagai Pencipta Adam tidak pernah lepas memperhatikannya. Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Allah sebagai petunjuk dan kasih sayang-Nya. Adam bertobat sepenuh hati sesuai dengan petunjuk itu, lalu Allah pun menerima tobatnya. 

Dengan kata lain Allah yang memunculkan rasa sesal atas dosa, lalu mengajarkan cara bertobat, Dia juga yang akan menerima tobat itu jika dilakukan dengan sepenuh hati. Sungguh, Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.

Allah berfirman, “Turunlah kamu semua dari surga! Kemudian jika benar-benar datang petunjuk-Ku kepadamu maka ikutilah, maka barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.”

Jika ditemukan nikmat duniawi maka itu bukanlah nikmat yang hakiki. Lalai dalam kehidupan dunia dapat membutakan umat manusia menciptakan jarak yang jauh dari Allah, tidak sedekat ketika di surga. 

Maka untuk selamat diperlukan petunjuk yang akan disampaikan oleh para rasul utusan. Barangsiapa yang mengikuti rasul akan selamat, barangsiapa yang menolak berarti menolak Kembali kepada-Nya. Ma’ādzallāh.

 

Sumber Inspirasi: Surat Al-Baqarah/2: 30-38

Posting Komentar untuk "Misteri Penciptaan Manusia di Mata Malaikat"